PENGARUH PELAKUAN DOSIS PUPUK FOSFAT DAN KONSENTRASI AIR KOLAM IKAN LELE TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KACANG MERAH (Vigna angularis)
Keywords:
Air Ikan lele, Pupuk Pospat, ProduksiAbstract
Penelitian ini berjudul “ Pengaruh Perlakuan Dosis Pupuk Posfat dan Konsentrasi Air Kolam Ikan Lele Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Merah (Vigna angularis) Penelitian dimulai bulan Juli sampai bulan Oktober 2018. Dilaksanakan di Desa Sugarang Bayu, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun dengan ketinggian ± 200 meter dpl. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk fosfat dan konsentrasi air kolam ikan lele serta interaksi kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu Faktor pertama: Perlakuan dosis pupuk Posfat terdiri dari 3 taraf yaitu : (P1 = 4,5g/tanaman),(P2 = 6,7g/tanaman)dan (P3 = 8,9g/tanaman). Faktor Kedua: Konsentrasi air kolam ikan lele terdiri dari 3 taraf yaitu : (I0 = 0%),(I1 = 100%),dan : (I2 = 50%)Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk Posfat berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, produksi per tanaman dan produksi per plot. Perlakuan Posfat P2, menghasilkan tanaman tertinggi umur 3, 5 dan 7 MST masing-masing (16,69 cm), (39,38 cm), dan (49,75 cm), jumlah cabang terbanyak yaitu (7,24), jumlah polong terbanyak ( 13,63 buah) berat polong tertinggi (32,71 g). Perlakuan P3 menunjukkan berat biji tertinggi (10,65 g) dan produksi per plot tertinggi (1,90 kg). Konsentrasi air kolam ikan lele I2, menghasilkan tanaman tertinggi umur 5 dan 7 MST masing-masing (38,74 cm) dan (49,58 cm), jumlah polong tertinggi (12,93 buah), Konsentrasi I1 menunjukkan jumlah cabang tertinggi yaitu (7,71 buah), berat biji tertinggi (10,96 g) dan produksi per plot tertinggi (1,67 kg).Interaksi pemberian dosis pupuk Posfat dan konsentrasi air kolam ikan lele berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah cabang, jumlah polong, berat polong, dan berat biji tetapi berpengaruh nyata pada produksi per plot. Interaksi P3I2 menghasilkan tanaman tertinggi umur 3 MST yaitu (17,25 cm) dan produksi per plot tertinggi (2,18 kg). Interaksi P2I2 menghasilkan tanaman tertinggi umur 5 dan 7 MST yaitu, (40,23 cm) dan (50,70 cm), jumlah polong terbanyak yaitu (14,53 buah). Interaksi P2I1 menghasilkan jumlah cabang terbanyak yaitu (8,13 buah), bobot polong tertinggi yaitu (41,00g), dan bobot biji per sempel tertinggi yaitu (12,20 g).
