PERLAWANAN TUAN RONDAHAIM GARINGGING TERHADAP KOLONIAL BELANDA DI SIMALUNGUN (1865-1889)

Authors

  • Jalatua H Hasugian Universitas Simalungun

Keywords:

Rondahaim, Simalungun, Belanda, Kolonialisme

Abstract

Permasalahan pokok yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana masyarakat Simalungun melakukan gerakan melawan hegemoni Belanda, sebagai wujud kesetiaan kepada pemimpinnya dan upaya menjaga kedaulatan daerah. Rondahaim Garingging bukanlah raja seluruh wilayah Simalungun, melainkan hanya Kerajaan Raya, namun ia mengajak raja-raja Simalungun lainnya untuk menentang kekuasaan Belanda. Penelitian ini dilakukan untuk: (1) mengetahui latar belakang Rondahaim mempersatukan Raja-Raja Simalungun yang merasa keberadaannya diganggu untuk melawan Belanda, (2) mengetahui bagaimana strategi Rondahaim dalam mendorong rakyatnya untuk melawan penetrasi Belanda. yang bermaksud menguasai Simalungun dan (3) mengetahui strategi Belanda dalam menaklukan seluruh kerajaan di Simalungun meskipun sebelumnya banyak perlawanan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah, melalui pendekatan kepustakaan atau studi literatur terhadap sejumlah arsip, dokumen dan buku cetak yang telah ada sebelum penelitian ini dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah Rondahaim meninggal pada tahun 1889, setelah melakukan perlawanan sejak tahun 1865, perlawanan masyarakat Simalungun terhadap Belanda lemah. Bersama Kerajaan Panei dan Silimakuta, Kerajaan Raya akhirnya menandatangani perjanjian singkat dengan Belanda pada tanggal 4 September 1907. Menurunnya perlawanan Tuan Rondahaim sekaligus menandai berakhirnya perjuangan rakyat Simalungun melawan Belanda. Setelah itu, pemerintahan Belanda di Simalungun lambat laun mengalami perubahan kedaulatan.

Downloads

Published

2023-09-14