STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGROINDUSTRI LEMANG

(Studi Kasus di Kota Tebing Tinggi)

Authors

  • Roeskani Sinaga Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun
  • Jhonson A Marbun Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun
  • Marlan Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun
  • Riaunaldi Juari Sitanggang Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Simalungun

DOI:

https://doi.org/10.36985/jak.v6i1.1099

Keywords:

Strategi Pengembangan, Sistem Agroindustri, Lemang

Abstract

Agroindustri adalah kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa untuk kegiatan tersebut. Pengembangan Agroindustri lemang cukup cerah karena banyaknya konsumen sebagai peminat terhadap produk lemang  yang hasil olahannya terdiri dari beras ketan. Salah satu produk agroindustri yang dapat dijadikan bahan baku yaitu beras ketan ( Oryza sativa glutinosa) yang diolah menjadi lemang. Beras ketan merupakan salah satu varietas padi yang termasuk dalam famili Graminae. Beras ketan mengandung karbohidrat yang cukup tinggi yaitu sekitar 80 %, lemak sekitar 4%, protein 6% dan air 10%. Selain kandungan karbohidrat yang terdapat di dalamnya, terdapat juga kandungan kalori, kalsium dan fosfat yang lebih tinggi dibandingkan dari padi biasa. Ketan juga mengandung berbagai jenis mineral serta vitamin B1 dan B2. Sifat kelunakan pada beras ketan di pengaruhi oleh suhu gelatinisasinya dan konsentrasi gel beras. Beras ketan merupakan salah satu bahan baku pembuatan lemang. Lemang merupakan makanan tradisional yang populer di Indonesia. Pada awalnya lemang termasuk makanan khas yang biasa dihidangkan pada saat hari raya dan berbagai perayaan lainnya. Akan tetapi saat ini lemang sudah menjadi makanan yang biasa dimakan sehari-hari dan sebagai makanan pendamping durian bahkan saat ini lemang menjadi salah satu oleh-oleh khas dari Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi merupakan kota jasa dan perdagangan dimana pengolahan hasil pertanian di Kota Tebing Tinggi didominasi oleh industri makanan berskala rumah tangga antara lain seperti kue kacang, keripik, kerupuk, lemang, pengolahan tahu, gula merah, dan lain-lain. Hingga saat ini di Kota Tebing Tinggi industri makanan yang masih populer dan menjadi daya tarik utama adalah lemang. Posisi Kota Tebing Tinggi yang sangat strategis karena merupakan kota lintas wisata yang dikembangkan menjadi persinggahan menjadi peluang tersendiri untuk mengembangkan perekonomian masyarakat. Saat ini banyak masyarakat yang melakukan usaha kuliner lemang. Pesatnya perkembangan usaha ini mengakibatkan terjadinya persaingan yang ketat antara produsen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja Agroindustri terhadap Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi, untuk mengetahui Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman yang dihadapi agroindustri lemang di Kota Tebing Tinggi, dan untuk menentukan strategi pengembangan Agroindustri Usaha Lemang di Kota Tebing Tinggi. Metode penentuan daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja  (purposive). Strategi pengembangan lemang ini dianalisis secara deskriptif dengan wawancara dan observasi lapangan.  Kemudian dilakukan juga analisis mengenai Sistem agroindustri terhadap pengusaha dan penjual lemang dengan analisis regresi linear sederhana, Penelitian ini dilakukan di Kota Tebing Tinggi. Pengusaha responden berjumlah  17 dan penjual responden berjumlah 15 dengan pengambilan secara acak sederhana (simple random sampling). Yang terdiri dari 3 lokasi. Bedasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada pengusaha dan penjual lemang sudah dapat memenuhi indikator kesejahteraan. Berdasarkan hasil uji Strategi pengembangan sistem agroindustri lemang di Kota Tebing Tinggi berdasarkan kinerja agroindustri terhadap usaha lemang pada penggunaan bahan baku dan baha penunjang cukup tersedia,pada peralatan pengolahan lemang juga cukup tersedia akan tetapi sebagian pengusaha lemang mengganti alat yaitu bambu menjadi cetakan aluminium yang menyerupai bentukan bambu dimana cetakan tersebut bisa dipakai sampai berulang-ulang kali tidak sama dengan bambu yang di gunakan hanya sekali produksi,pada penggunaan tenaga kerja juga cukup tersedia dimana tenaga kerja  menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, dalam memproduksi usaha lemang biayaproduksi dan penerimaan nya menghasilkan pendapatan yang cukup besar sehinggga dapat menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Berdasarkan analisis SWOT terletak pada kuadran I (Strategi Agresif) dan strategi yang digunakan adalah strategi S-O (Strenghts-Opportunities) yang artinya strategi pengembangan sistem agroindustri lemang di Kota Tebing Tinggi lebih memanfaatkan kekuatan dan memaksimalkan peluang.

Agro-industry is an activity that utilizes agricultural products as raw materials, designs and provides equipment and services for these activities. The development of the lemang agro-industry is quite bright because there are many consumers who are interested in lemang products whose processed products consist of glutinous rice.One of the agro-industrial products that can be used as raw material is glutinous rice (Oryza sativa glutinosa) which is processed into lemang. Glutinous rice is a rice variety that belongs to the Graminae family. Glutinous rice contains carbohydrates which are quite high, namely around 80%, about 4% fat, 6% protein and 10% water. In addition to the carbohydrate content contained in it, there is also a higher calorie, calcium and phosphate content compared to ordinary rice. Glutinous rice also contains various types of minerals and vitamins B1 and B2. The softening properties of glutinous rice are affected by the gelatinization temperature and the concentration of rice gel.Glutinous rice is one of the raw materials for making lemang. Lemang is a popular traditional food in Indonesia. Initially, lemang was a typical food that was usually served on holidays and various other celebrations. However, nowadays lemang has become a food that is usually eaten daily and as a side dish for durian and even today lemang is one of the typical souvenirs from the City of Tebing Tinggi.Tebing Tinggi City is a service and trade city where the processing of agricultural products in Tebing Tinggi City is dominated by household-scale food industries, including peanut cakes, chips, crackers, lemang, tofu processing, brown sugar, and others. Until now, in the city of Tebing Tinggi, the food industry that is still popular and the main attraction is lemang. The position of the City of Tebing Tinggi is very strategic because it is a cross-tourism city which has been developed as a stopover and is an opportunity in itself to develop the people's economy. Currently, many people are doing lemang culinary business. The rapid development of this business has resulted in intense competition between producers.This study aims to determine the performance of agro-industry to Lemang Business in Tebing Tinggi City, to determine Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats faced by lemang agro-industry in Tebing Tinggi City, and to determine the development strategy of Lemang Business Agro-industry in Tebing Tinggi City.The method of determining the research area was carried out purposively. This lemang development strategy was analyzed descriptively with interviews and field observations. Then an analysis was also carried out regarding the agro-industrial system for lemang entrepreneurs and sellers with simple linear regression analysis,This research was conducted in the City of Tebing Tinggi. There were 17 respondents from entrepreneurs and 15 respondents from sellers using simple random sampling. Consists of 3 locations.Based on the results of interviews that researchers conducted with lemang entrepreneurs and sellers, they were able to meet welfare indicators.Based on the test results, the development strategy for the lemang agro-industry system in Tebing Tinggi City is based on the performance of the agro-industry for the lemang business, in the use of raw materials and supporting materials that are sufficiently available, the processing equipment for lemang is also sufficiently available, but some lemang entrepreneurs replace tools, namely bamboo into aluminum molds that resemble shapes bamboo where the mold can be used repeatedly is not the same as bamboo which is used only once in production, in the use of labor it is also quite available where the workforce uses labor within the family and labor outside the family, in producing the lemang business production costs and revenue it generates a large enough income so that it can promise to make ends meet. Based on the SWOT analysis, it is located in quadrant I (Aggressive Strategy) and the strategy used is the S-O (Strenghts-Opportunities) strategy, which means that the strategy for developing the lemang agro-industry system in Tebing Tinggi City is to utilize strengths and maximize opportunities.

Published

2024-02-01

How to Cite

Roeskani Sinaga, Jhonson A Marbun, Marlan, & Riaunaldi Juari Sitanggang. (2024). STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM AGROINDUSTRI LEMANG: (Studi Kasus di Kota Tebing Tinggi). Jurnal Agrilink : Kajian Agribisnis Dan Rumpun Ilmu Sosiologi Pertanian (Edisi Elektronik), 6(1), 50–65. https://doi.org/10.36985/jak.v6i1.1099

Most read articles by the same author(s)