Efisiensi Pemasaran Komoditi Terong Ungu (Solanum malongena L.) Di Kabupaten Karo
Keywords:
Terong Ungu, Saluran Pemasaran, Margin PemasaranAbstract
Komoditas hortikultura berupa terong ungu dalam hal pemasaran memiliki banyak permasalahan dimana fluktuasi harga yang tinggi dan selisih harga yang tidak seimbang di tingkat petani produsen dengan harga di tingkat konsumen. Hal ini dikarenakan rantai perdagangan dari produsen ke konsumen cukup panjang, melibatkan banyak pelaku, dan menjadi beban biaya dalam proses pemasaran yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan rantai pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran saluran pemasaran terong ungu saat ini dan menganalisis efisiensi masing-masing saluran pemasaran berdasarkan margin pemasaran dan farmer’s share. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dimana data kualitatif digunakan untuk menganalisis saluran pemasaran yang telah terbentuk dan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis efisiensi operasional pemasaran dengan menggunakan Microsoft Excel dan tabulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 3 saluran pemasaran Terong ungu yang umum dilalui oleh petani di Kabupaten Karo yaitu: I. Petani → Perantara Pedagang Pengepul desa → Pedagang Pengepul → Pedagang Pengepul besar → Pengecer Pedagang → Konsumen Akhir II. Petani → Pengepul Pedagang besar → Pengecer Pedagang → Konsumen Akhir III. Petani → Perantara Pedagang Pengepul desa → Pedagang Pengepul besar → Pengecer Pedagang→ Konsumen Akhir. Saluran III dimanfaatkan oleh 45% petani, saluran II sebesar 32% dan saluran I hanya sebesar 23%. Pangsa harga yang diterima petani pada masing-masing saluran pemasaran sebesar 50% untuk saluran I dan 58,82% untuk saluran II dan 47,05% untuk saluran III. Jadi secara operasional saluran II lebih efisien karena pangsa harga yang diterima petani lebih tinggi mencapai 58,82% , Saluran III menjadi saluran yang paling banyak persentase jumlah petani dalam pemasaran terong ungu karena keterbatasan transportasi yang dimiliki petani dalam membawa hasil panen nya langsung ke pasar maka lebih banyak petani terong ungu menggunakan saluran III sebesar 45% .
The marketing of horticultural commodities such as purple eggplants faces numerous marketing challenges, with significant price fluctuations and an imbalance between the farmer-producer and consumer prices. This is because the trade chain from producer to consumer is quite long, involves many actors, and creates a cost burden in the marketing process, ultimately reducing the profitability of the marketing chain. This study aims to examine the current marketing channels for purple eggplants and analyze the efficiency of each channel based on marketing margins and farmer share. This study uses a descriptive analysis method, where qualitative data is used to analyze established marketing channels and quantitative data is used to analyze operational marketing efficiency using Microsoft Excel and data tabulation. The results of the study show that there are 3 marketing channels for purple eggplant that are commonly used by farmers in Karo Regency, namely: I. Farmers → Intermediaries Village Collectors → Collectors → Large Collectors → Retailers → Final Consumers- Farmers → Collectors Large Traders → Retailers → Final Consumers III. Farmers → Intermediaries Village Collectors → Large Collectors → Retailers → Final Consumers. Channel III is used by 45% of farmers, channel II by 32% and channel I only by 23%. The share of prices received by farmers in each marketing channel is 50% for channel I and 58.82% for channel II and 47.05% for channel III. So operationally, channel II is more efficient because the price share received by farmers is higher, reaching 58.82%. Channel III is the channel with the highest percentage of farmers in marketing purple eggplants due to the limited transportation that farmers have in bringing their harvest directly to the market, so more purple eggplant farmers use channel III, amounting to 45%.

Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 JURNAL AGRILINK: KAJIAN AGRIBISNIS DAN RUMPUN ILMU SOSIOLOGI PERTANIAN

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.