Sosialisasi Pembelajaran Kontekstual dalam Pengembangan Kurikulum Merdeka di SMA Bina Guna Tanah Jawa
DOI:
https://doi.org/10.36985/872tqr38Keywords:
Pembelajaran Kontekstual, Merdeka BelajarAbstract
Pada saat observasi yang dilakukan di SMA Bina Guna Tanah Jawa guru masih belum maksimal dalam menggunakan model pembelajaran menyebabkan kurang maksimalnya siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan penyesuaian model pembelajaran terhadap kurikulum merdeka belajar yang menuntut proses berpusat pada siswa. Tambahan permasalahan lainnya yang dihadapi sekolah mitra adalah rendahnya variasi media pembelajaran, lemahnya keterampilan guru dalam menggunakan teknologi, serta rendahnya minat siswa dalam mengikuti proses belajar. Untuk menjawab permasalahan tersebut, tim PkM melaksanakan beberapa tahapan kegiatan, yaitu: observasi dan analisis kebutuhan, penyusunan materi pelatihan, sosialisasi, pelatihan praktik pembuatan media, pendampingan penerapan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran, serta evaluasi melalui kuesioner dan wawancara. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa guru mampu menerapkan pembelajaran kontekstual dalam penerapan kurikulum merdeka yang berpusat pada siswa. Siswa juga menunjukkan antusiasme yang lebih tinggi dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Selain itu, keterampilan siswa menjadi bertambah terkhsus pada bidang psikomotorik yang mengembangan daya pikir dan bakat siswa sesuai kebutuhan siswa itu sendiri. Dengan demikian, sosialisasi pembelajaran kontekstual memberikan dampak positif dalam mendukung pembelajaran yang lebih menarik, interaktif, dan sesuai dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda tuntutan pendidikan abad 21 dan capaian dari kurikulum merdeka belajar. Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut dengan pendampingan berkesinambungan dan replikasi di sekolah lain agar manfaatnya semakin luas
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Gunaria Siagian, Winarto Silaban (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.